Rabu, 17 Juni 2009
SENI DAN BUDAYA
Gotong Royong | |||
Seperti halnya dibagian lainnya di Bali, kehidupan social Kabupaten Karangasem didukung oleh semangat kerjasama yang saling menguntungkan, baik berhubungan dengan kepentingan umum (masyarakat) maupun anggotanya. Cara tolong-menolong ini disebut "Gotong Royong". Hal ini telah menjadi bagian dasar dari hidup sebagai anggota masyarakat yang perlu membantu satu sama lain dalam berbagai hal. Segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama tanpa mengharapkan penghargaan. | |||
Tari Bali | |||
| |||
Angklung | |||
Angklung (dikenal sebagai Angklung Kelentungan) adalah suatu jenis alat musik tradisional yang terbuat dari empat keeping logam, menghasilkan empat nada. Jenis gamelan seperti ini menghasilkan nada sedih, melankolis, dan lulling dinamis. Angklung merupakan bentuk gamelan tertua, berasalah dari abad ke-10. Umumnya, Angklung dimainkan untuk mengiringi suatu upacara kremasi. | |||
Gong Kebyar | |||
| |||
Baleganjur | |||
Baleganjur dilengkapi dengan instrumen tambahan (dikenal sebagai angklung) terbuat dair batang bamboo. Kombinasi Baleganjur dan instrument angklung disebut "kocokan". Kocokan umumnya ditampilkan pada upacara keagamaan atau ritual lain. | |||
Genjek | |||
| |||
Magibung | |||
Magibung merupakan suatu tradisi unik tentang makan bersama dalam suatu kegiatan yang menunjukkan kelompok masyarakat dalam kesedihan dan kegembiraan yang memiliki beberapa aturan. Satu porsi nasi diletakkan pada piring yang dibuat dari daun yang disebut "aled". Aled-aled yang lain berisi lawar, sate, komoh, dan sambal embe (bawang goring, cabai goring, dan garam), air atau tuak, dan basehan (air ditaruh dalam suatu mangkok untuk mencuci tangan). Biasanya minum air atau tuak adalah merupakan kegiatan terakhir. Magibung biasanya dilakukan pada aktifitas seperti upacara keagamaan atau kerja tradisional di Kabupaten Karangasem. | |||
Ngaben | |||
| |||
Otonan | |||
Otonan merupakan upacara yang dilakukan orang tua terhadap anaknya untuk penyelamatan kepada Tuhan (Ida Sanghyang Widhi Wasa) yang dilakukan sekali dalam enam bulan (berdasarkan pada perhitungan Kalender Bali). Tujuan lain kegiatan upacara ini adalah untuk untuk menghormati Ibu pertiwi dengan harapan sang anak memiliki umur panjang dan beruntung. |
Label: Wisata Indonesia